Showing posts with label tulisanku. Show all posts
Showing posts with label tulisanku. Show all posts

Thursday, 16 December 2010

sakit lagi sakit lagi blogger-emoticon.blogspot.comkalau gini ceritanya jadi gak bersemangat mau ngapa2in kecuali buat ngeposting di blog masi bisa meskipun sedikit repot harus di selingi dengan ngelap nih ingus hihihh blogger-emoticon.blogspot.comblogger-emoticon.blogspot.comjorokkk,,
belum lagi batuk2 blogger-emoticon.blogspot.com
AaaaaaRRrrrgggggHHhhhh...
ampe seperti susah nafas mau ngeluarinnyablogger-emoticon.blogspot.comblogger-emoticon.blogspot.comhuuuhhhhhh....


maaf ya kawand lagi rada erorrrrr jadi ngepostingnya ngelantur gini...blogger-emoticon.blogspot.comblogger-emoticon.blogspot.com
ya udah mau browsing cari blog-blog kawan lain yang memberikan ilmu gratisssss....
lumayan buat copy ke blog ini heheheheblogger-emoticon.blogspot.comblogger-emoticon.blogspot.com pasti kawan2 pada cemburut ni ah,, yang punya blog ini gak da kreatifnya tapi gak pa2 namanya juga lagi belajar....blogger-emoticon.blogspot.comblogger-emoticon.blogspot.com

Kisah Seorang Anak Jalanan



Siang itu pemandangan di pertigaan Gellael tidak berbeda dengan hari-hari biasa. Pemandangan ketika lampu lalu lintas menyala merah. Pemandangan ketika anak-anak jalanan berhamburan menghampiri orang-orang yang terpaksa berhenti. Pemandangan ketika anak-anak menjulurkan tangan -- sebagian sambil mengelus-elus perut, sebuah ungkapan yang menggantikan kalimat "aku lapar". Pemandangan ketika seorang ibu ikut menjulurkan tangan kanannya, sementara tangan kiri menahan kain yang menutupi tubuh bayinya -- sebuah ungkapan kasih naluriah seorang ibu yang sedang melindungi bayinya dari panas terik matahari.

Beberapa orang tidak mempedulikan anak-anak ini, tetapi ada juga pengendara motor yang merogoh kantong atau pengendara mobil yang merogoh tempat uang receh di pintu mobilnya. Uang yang memang sudah dipersiapkan untuk keperluan seperti ini, ataupun keperluan lain juga.

Begitu lampu hijau menyala, anak-anak ini menyingkir; ibu dengan bayinya juga ikut menyingkir. Sebagian naik ke jalur hijau, sebagian lagi kembali ke pinggir jalan, menunggu lampu merah menyala kembali. Para pengendara yang sudah memberi uang receh maupun yang tidak punya kepedulian juga melanjutkan perjalanannya.

Inilah pemandangan sehari-hari di persimpangan Gellael.

***
Uyan, seorang anak berumur delapan tahun juga ikut menghambur kejalan begitu lampu menyala merah. Anak ini juga ikut mencari makan. Ayahnya, seorang bapak jalanan; ibunya, seorang ibu jalanan terpaksa membiarkan anaknya hidup dengan cara seperti ini.

Ibunya pernah bercerita, sejak bayi anaknya ini sudah ikut mencari makan, dengan cara menangis dalam gendongan. Sekarang mereka sudah berpisah. Masih-masing mencari makan di tempat terpisah. Ayah mengemis di pasar, ibu mencari uang di perempatan sekitar beberapa kilometer dari persimpangan Gellael.

Dulu, keluarga ini selalu berkumpul begitu malam tiba, tetapi akhir-akhir ini Uyan sudah malas pulang ke pondok orang tuanya. Ia lebih suka berkumpul dengan teman-temannya di emperen stasion. Lebih ramai, dan kadang-kadang bisa ikut menonton televisi, melihat orang-orang kaya dengan rumah bagusnya.

Kadang ia main ke tempat orang tuanya, mereka juga kadang-kadang menengoknya di stasion. Melihat apakah anak mereka satu-satunya ini bisa makan di dunia yang katanya begitu kejam ini.

Uyan tidak pernah ingat mulai kapan mencari makan sendiri, yang pasti bukan orang tuanya yang menyuruh. Ia melihat teman-temannya meminta uang di dekat lampu merah, ia menganggapnya sebagai sebuah bentuk permainan. Lama kelamaan melakukannya karena merasa itu harus dilakukan kalau tidak ingin kelaparan. Sama sekali tidak seorangpun menyuruh atau memaksanya.

***
Tidak ada yang istimewa siang itu, suasananya di persimpangan Gellael biasa-bisa saja. Tetapi entah datang darimana, tiba-tiba beberapa orang berlarian ke arah anak-anak yang sedang mencari makan, lalu melakukan penangkapan, Uyan dan kawan-kawannya tidak sempat melarikan diri. Ibu dengan anak dalam gendongannya juga tidak sempat melarikan diri. Semua dimasukkan ke dalam sebuah truk tertutup.

Truk ini melaju ke tempat yang tidak diketahui oleh Uyan. Seandainyapun bisa melihat keluar, ia tetap tidak akan bisa tahu ke arah mana truk membawanya. Anak ini sangat ketakutan, apalagi ketika teringat cerita menakutkan tentang orang-orang yang menangkap anak jalanan. Katanya kalau sudah tertangkap, tidak ada yang bisa kembali, tidak tahu entah dibawa ke mana. Seseorang pernah berkata, anak jalanan yang tertangkap akan dibuang ketempat yang sangat jauh.

Perjalanan truk ini pasti sangat jauh, ia bisa merasakannya. Akhirnya truk ini terasa melambat setelah memasuki sebuah belokan, bahkan akhirnya berhenti. Mereka telah sampai ke suatu tempat, tempat yang tidak dikenalnya. Begitu bagian belakang truk terbuka, seseorang dengan lembut menyuruh mereka semua keluar.

Begitu turun, setiap anak mendapat minuman. Lalu anak laki-laki dipisahkan dari anak perempuan. Yang perempuan disuruh mengikuti dua orang wanita ke sebuah bangunan, sedangkan Uyan dan kawan-kawannya disuruh mengikuti tiga orang pria ke sebuah bangunan juga, ternyata tempat untuk mandi. Setiap anak menerima sepasang pakaian baru yang bersih begitu selesai mandi.

"Semua berkumpul ke bangunan itu," kata seorang bapak sambil menunjuk bangunan besar di dekat tempat mereka mandi. Bangunan ini isinya meja-meja panjang penuh dengan piring dan makanan. Anak ini makin heran dan entah mengapa malah makin ketakutan.

Sesudah makan mereka disuruh keluar lagi, anak laki-laki dan wanita kembali dipisahkan, kali ini anak laki-laki digiring ke sebuah bangunan. Anak perempuan juga digiring menuju bangunan di depannya. Kedua bangunan dipisahkan oleh sebuah tanah lapang. Setiap empat anak disuruh memasuki sebuah kamar. Uyan dan tiga anak lain disuruh masuk ke sebuah kamar dengan tempat tidur susun, kamar yang tampak bersih.

"Kalian tidur disini," kata bapak yang menyuruh mereka masuk. Lalu berkata kepada Uyan, "kamu tidur di atas sini," mungkin karena Uyanlah yang paling kecil di antara ketiga temannya.

Hari belum begitu malam, tetapi Uyan dan teman-temannya tidak punya pilihan, mereka harus tidur. Uyan tidak mengantuk, tetapi entah mengapa langsung tertidur begitu kepalanya menyentuh bantal yang empuk. Untuk pertama kalinya ia tidur di atas tempat tidur empuk dan bersih.

Ia terbangun begitu mendengar bunyi keras didalam kamar, seperti sirine mobil polisi. Lalu terdengar suara dari kotak hitam di salah satu ujung langit-langit kamar. Suara yang menyuruh mereka keluar dan berkumpul di lapangan yang memisahkan tempat anak laki-laki dengan anak perempuan.

Setelah mandi dan makan, sarapan yang membuat perut Uyan sakit, karena tidak terbiasa sarapan pagi, beberapa pria mengantar mereka ke sebuah bangunan lain lagi. Bangunan dengan sebuah ruangan yang sangat besar. Sudah banyak anak berkumpul di dalamnya, anak-anak yang tidak dikenal oleh Uyan. Menurutnya jumlahnya sekitar jumlah anak di limapuluh perempatan yang ada lampu merahnya. Semuanya memakai pakaian sama, kaos dengan tulisan yang tidak bisa dibacanya.

"Jangan takut, kami mengumpulkan kalian di sini bukan untuk menghukum kalian. Kami mengumpulkan kalian demi masa depan kalian sendiri," kata seorang pria yang duduk di meja menghadap ke arah mereka. Pria ini tampak baik dan penuh belas kasihan, jenis orang yang sangat disukai oleh Uyan.

"Kami akan mendidik kalian menjadi orang-orang yang berguna bagi masyarakat," lanjutnya dengan penuh semangat, "kami akan mendidik kalian supaya tidak menjadi sampah masyarakat lagi."

Uyan tidak mampu mengerti perkataan orang ini, pikirannya melayang ke persimpangan dimana ia seharusnya mencari uang. Juga teringat orang tuanya. Saat ini mereka mungkin masih belum tahu penangkapan itu. Mereka baru mulai mencarinya kalau ia tidak muncul di pondok selama beberapa minggu. Seandainya mereka sudah mendengarnya, ia berharap mereka tidak terlalu cemas.

Menurutnya, bapak ini sudah berbicara sekitar duapuluh kali lampu merah berganti ketika pantatnya mulai terasa sakit. Ia tidak tahan duduk diam seperti ini, benar-benar membosankan. Apalagi tidak bisa berbuat apa-apa, beberapa orang mengawasi mereka. Bapak ini terus berbicara tentang sesuatu yang tidak dimengertinya, tanpa peduli dengan anak-anak yang sedang ketakutan, takut karena belum mengerti.

Uyan tahu banyak orang yang baik dan mengasihi dia. Ia juga tahu orang-orang di tempat ini juga baik, tetapi ia merasa takut. Ia sudah sudah terbiasa dengan orang-orang yang menolong tanpa ikatan. Ia sudah terbiasa dengan orang-orang yang pergi begitu saja setelah menolongnya. Ia sekarang ketakutan karena orang-orang baik ini berbicara tentang hal-hal yang tidak dipahaminya.


Akhirnya bapak ini selesai berbicara, lalu anak-anak dibawa ke sebuah bangunan yang penuh dengan mesin dan potongan kayu. Anak-anak dipisahkan ke dalam beberapa kelompok. Kelompok Uyan disuruh berkumpul didekat seorang bapak yang sedang merekatkan potongan kayu. Setelah beberapa saat, potongan-potongan itu menjadi sebuah mobil mainan.

Seorang bapak berkata, "Kalian akan diajarkan supaya bisa melakukan hal seperti ini, juga ketrampilan lainnya."

Selama beberapa hari berikutnya, anak-anak ini bekerja di bangunan yang ternyata bernama bengkel. Kadang-kadang mereka juga disuruh masuk ke sebuah bangunan yang ada papan putih di depannya. Seorang bapak mencoret-coret papan itu, lalu menyuruh mereka menulis garis-garis-garis aneh seperti itu. "lihat ke papan tulis", "tulis ke buku kalian", membuat Uyan tahu papan putih itu namanya papan tulis, benda di tangannya bernama buku tulis.

Setelah beberapa minggu ia mulai bosan. Sudah tahu nama hari, jam, cara membuat mainan dari kayu, tidak membuatnya merasa nyaman. Ia sudah belajar banyak hal, tetapi malah merasa bosan. Bosan duduk berjam-jam membuat mainan, bosan mencoret-coret buku tulis, bosan mengingat bentuk corat-coret itu. Bosan mendengar orang lain berbicara panjang lebar. Ia merindukan suasana ketika berlarian setiap kali lampu merah menyala lalu menyingkir begitu lampu hijau menyala.

Makan teratur, disiplin kerja, tidur teratur, sudah menjadi kata yang akrab di telinganya. Tetapi rasanya lebih enak makan kalau sudah dapat uang. Lebih enak tidur di emperan stasion, bisa tidur kalau sudah mengantuk. Lebih enak menonton polisi mengejar orang yang tidak pakai helm daripada menulis huruf-huruf aneh. Kebosanan membuatnya merindukan pandangan orang-orang yang mengasihi mereka, orang-orang yang nemberi uang lalu pergi.

Suatu hari, ia menemukan banyak tutup botol di sebuah bak sampah. Diam-diam ia mengambil dan menyembunyikannya di kamar -- dibawah lemari. Tidak akan ada yang menemukannya di situ. Juga mengambil beberapa paku kecil serta sepotong kayu sebesar baterei dari bengkel. Diam-diam, ketika tidak ada orang di kamar, ia memaku tutup botolnya di sepanjang kayu ini. Bagian pertama rencananya selesai, ketika alat buatannya bisa mengeluarkan bunyi setiap kali dipukul.

Beberapa hari kemudian ia mendapat kesempatan melarikan diri. Ketika teman-temanya sudah tidur, diam-diam ia keluar kamar, lalu memanjat tembok, tidak sampai seperempat jam ia sudah menjadi orang bebas. Dalam hati ia berkata, "aku punya cerita yang bagus untuk diceritakan kepada teman-teman."

Ia tidak tahu berada dimana sekarang -- tidak masalah. Sudah sering orang tuanya membawanya berpindah-pindah. Yang harus dilakukannya hanyalah mencari tempat perhentian bis, lalu naik sambil memukul-mulul tutup botolnya.

Sekarang ia hanya perlu berjalan mengikuti arah bis yang lewat, pasti ada tempat perhentian bis beberapa kilometer lagi. Lalu tidur begitu sampai, besok pagi baru naik -- tidak perduli naik kemana. Masih banyak orang yang penuh belas kasihan.

Ia tidak tahu berada di kota apa sekarang, tidak tahu orang tuanya di mana. Mereka telah mengajarkannya mencari makan dan hidup, semoga mereka tidak terlalu mengkhawatirkannya. Ia akan mencari mereka nanti, tidak sekarang. Saat ini ia harus pergi sejauh-jauhnya dulu.

Uyan sama sekali tidak mengantuk, ia telah belajar tentang jam, sehingga tahu telah berjalan selama berjam-jam ketika akhirnya menemukan tempat perhentian bis. Seseorang sedang tidur di situ, pasti orang gila karena membawa buntalan pakaian -- tidak apa-apa. Ia membaringkan diri agak jauh dari orang gila itu, lalu tertidur.

***
Besok ia akan pergi ke suatu tempat yang tidak diketahuinya -- tidak apa-apa, masih banyak orang yang mengasihi anak jalanan. Ia cuma tinggal memukul-mukul tutup botolnya di sebuah persimpangan, persimpangan yang ada lampu merahnya.

Ia baru akan berhenti menjadi anak jalanan kalau sudah tidak ada lagi orang yang punya belas kasihan. Ya, ia baru akan berhenti menjadi anak jalanan kalau orang-orang yang memberi uang lalu pergi itu sudah tidak ada lagi.

Kalau mereka masih ada, ia akan tetap menjadi anak jalanan, lalu menjadi bapak jalanan, lalu kemudian menjadi kakek jalanan.

Sumber (annasrie blog)

Saturday, 11 December 2010

Mati Konyol Karena Ingin Membuktikan Hal yang Tidak Penting

Sejarah banyak mencatat orang" yang mempertaruh diri mereka untuk membuktikan sesuatu yang mereka percayai. Apa yang sejarah tidak ceritakan adalah bahwa ada beberapa orang yang mencoba mempertaruhkan nyawa mereka hanya untuk membuktikan sesuatu yang tidak berarti bagi siapa" kecuali bagi diri mereka sendiri.

Ini adalah ke 6 orang yang membuktikan satu hal terpenting : Sangat mudah untuk mati ketika melakukan hal yang tidak penting.

Franz Reichelt (1912)
Seorang penjahit dari Perancis, dia mencoba membuktikan klo dengan pakaian buatan dirinya semua orang bisa terjun dengan selamat dari ketinggian manapun.
Lalu dia mencari tempat yang tinggi untuk membuktikan hal tersebut. Karena waktu itu menara eiffel adalah tempat yang paling tinggi, jadi dia mutusin buat lompat dari situ. Namun sayang, apa yang dia pikir bakal jadi percobaan terhebat justru membuat dia sukses menghantam tanah dan mati seketika.

Bando Mitsugoro VIII (1975)
Seorang aktor pemeran kabuki di Jepang yang terkenal pada tahun 1975. Waktu itu dia sama" temannya mampir ke sebuah restoran untuk memesan empat porsi liver ikan fugu. Dia mau ngebuktiin klo dia bisa makan itu ikan dan tetep hidup.
(Klo loe belum tahu, ikan fugu itu termasuk makanan yang paling beracun klo disajikan sembarangan. Jangankan empat, loe makan satu porsi aja bisa mati beneran)
ikan fugu Setelah 7 jam Mitsugoro ditemukan tewas, menurut data forensik, Mitsugoro tetap sadar meskipun dalam keadaan sekarat ketika keracunan, dia benar" lumpuh sampai akhirnya mati perlahan" karena kehabisan nafas. Bener" menyakitkan

Garry Hoy (1993)
Seorang pengacara terkenal di Kanada. Dia punya kantor dilantai atas sebuah gedung. Nah yang dia pengen buktiin adalah klo kaca di kantornya itu anti pecah walaupun dihajar pake apapun.(Sepanjang pengetahuan dan pengalaman gw, kaca yang seperti itu cuma termasuk jenis kaca anti peluru. Klo dipasang sepanjang gedung kayanya ga mungkin, karena mahal paling kaca" kaya gini cuma dipasang di mobil)
Well, back to Garry. Dia pun mencoba usaha pertamanya dengan berlari menghantam kaca. And you know what? Kacanya ga pecah! Tapi entah apa yang ada dipikirannya. Dia justru jadi tertantang untuk memecahkan kaca tersebut
Setelah mundur beberapa langkah, Garry lalu berlari sekencang"nya dan prankk?!! Kaca itu akhirnya pecah! Garry pun dengan bangga membuktikan klo kaca itu ternyata bisa pecah. Namun sayangnya dia baru sadar klo keberhasilannya itu justru membuat dia kini terjun bebas kebawah dan akhirnya tewas.

Jeff Dailey dan Peter Burkowski (1981)
Dua sohib ini adalah maniak game arcade Berzerk. Berzek adalah game arcade atau yang lebih kita kenal dengan sebutan dindong ini sempet jadi hit ditahun 1980.
Jeff dan Peter berlomba buat dapetin skor tertinggi sampai akhirnya....
Jeff ditemukan meninggal karena serangan jantung setelah mendapatkan skor tertinggi 16.660 (666 angka setan, ada hubungannya ga ya? ). Peter tidak menyadari klo tubuh dalam keadaan lemah pun, video game bisa jadi hal yang sangat ekstrim, dan serangan jantung yang menewaskan Jeff itulah salah satu bukti.
Setelah 2 tahun kemudian Peter berhasil mengalahkan skor Jeff, namun akibatnya fatal. Karena kelelahan Peter terkena serangan jantung sama seperti apa yang dialami Jeff. Dan dia pun meninggal...
Btw, jadi inget sama kasus Lee Seung Seop, remaja korea yang tewas karena serangan jantung setelah maen game Starcraft 50 jam non-stop

Jennifer Strange (2007)
Tahun 2007, sebuah stasiun radio KDND 107.9 di California mengadakan sebuah kontes bertajuk "Hold Your Wee For a Wii". Jadi prinsipnya dasarnya loe harus nahan pipis / kencing selama mungkin setelah minum beberapa botol air Dan sebagai hadiahnya tidak lain adalah konsol nintendo wii. Mainan yang lagi hot" nya waktu itu.
Kontes ini menarik perhatian jennifer, apalagi sebagai seorang ibu yang mempunyai anak. Kali aja klo menang nintendo nya bisa jadi hadiah terbaik buat si anak. Dia pun mengikuti kontes itu, tapi apa yang terjadi..
Jennifer meninggal karena apa yang disebut dengan "Water Intoxication" atau keracunan air. Jadi karena terlalu banyak air yang masuk kedalam tubuh terjadi ketidak seimbangan elektronik yang akut didalam otak.
hal ini sebenarnya sayang banget menurut gw. Memang adalah hal yang wajar klo orang tua akan melakukan apapun demi kebahagiaan anaknya, cuma hal itu kan ngga berarti mereka harus melakukan sesuatu diluar batas, apalagi cuma untuk mendapatkan barang yaa... Satu buah game konsol yang notabene sebenarnya bisa didapatkan klo kita rajin nabung.Dan pada akhirnya Jennifer tidak memenangkan kontes itu, dan semua pihak di radio yang terlibat dari awal saat itu juga langsung dipecat

Christopher Mccandless (1992)
Udah pada nonton film "Into The Wild"..?? Klo udah pasti tahu jalan ceritanya.
Ada beberapa orang yang punya motivasi untuk hidup di alam bebas, jauh dari peradaban. Dan Chris adalah salah satu orang itu..
Sebenarnya dia orang yang pintar dan bahkan waktu itu denger" dia dapet beasiswa sampai puluhan ribu dollar Tapi ngga tahu apa yang ada dipikirannya waktu itu, dia memutuskan untuk membuang hal itu dan mulai menjalani hidup baru di alam bebas tanpa bantuan siapapun. Meninggalkan pendidikan, teman" dan bahkan keluarganya sendiri.

Mencoba sesuatu itu boleh, tapi tanpa persiapan yang matang semua itu bisa jadi bencana. Inilah yang terjadi dengan Chris, karena tidak punya pengalaman sama sekali dan juga minimnya peralatan yang dibawa lambat laun dia terdesak dan mulai kelaparan. Setelah hampir empat bulan bertahan hidup dengan hanya memakan biji"an dari tumbuhan, Chris pun akhirnya tewas karena kelaparan. Dua minggu setelah itu mayatnya ditemukan masih terbungkus selimut tidur oleh 2 orang pemburu yang kebetulan lewat.

konyolllllll,,,
ada yang mau meniru hahaha...

sumber :(asal blog)

Penuh Perjuangan , Seorang Nenek Membangun Rumah dengan Tangannya Sendiri!





Savidge amat mencintai rumah tuanya yang telah berdiri sejak abad ke-15 itu. Banyak sejarah yang tertinggal di dalamnya. Rumah tersebut dibelinya pada tahun 1938 dan kemudian dia renovasi. Namun, pada 1953 dewan kota ingin menghancurkan rumah itu untuk pembuatan jalan. Selama 15 tahun Savidge melawan.


Pada 1969, kala sang nenek berusia 58 tahun, buldozer mencapai pagar rumahnya. Savidge patah semangat. Tetapi dia tetap tak merelakan rumahnya diluluhlantakkan. Nenek yang batal menikah semasa mudanya karena tunangannya keburu meninggal itu mencari tempat lain untuk membangun rumahnya.





Ditemukanlah Wells di dekat laut Norfolk. Sejak saat itu sudah sebelas kali kendaraan pengangkut pulang pergi ke Norfolk untuk membawa bagian dari rumahnya. Hingga berusia 70 tahun dia tetap memindahkan setiap keping bagian rumahnya dengan tangannya sendiri ke wilayahnya yang baru. Dia beruntung ada orang asing yang berbaik hati mengirim uang untuknya.”Kau adalah penyemangat yang membuat Inggris hebat,” tutur orang itu dalam suratnya.

Walaupun dia telah meninggal pad atahun 1993 dalam usia 82 tahun rumahnya itu belum juga jadi. Di dalam rumahnya itu masih terdapat kotak yang berisi sabun tua Omo dan Oxydol serta botol J Collis Browne Mixture.FAJAR.CO.ID

setelah nenek meninggal, akhirnya rumah trsebut diurus oleh keponakan perempuannya yang bernama Christine Adams

sumber :http://www.slowbos.com/showthread.ph...gannya-Sendiri!

Tuesday, 7 December 2010

Kisah Lucu dua Sahabat


Sob ane punya kisah lucu antara dua orang sahabat niih, tadi pas habis Ujian temen temen cerita, . Hehehhee, jadi terinspirasi untuk memasukkan ke dalam Blog. Ini niih kisahnya antara Humaidi dan Saeful.
Huamidi dan Saiful, dua santri seneor pesantren Al-Islami, beserta Ustadz Makmun, suatu ketika jalan jalan ke Arab dan Mesir. Dengan bekal bahasa Arab mumpuni yang mereka pelajari selama bertahun tahun mendalami kitab kitab kuning. Humaidi dan Saeful dengan percaya diri menuju Arab. Mereka sudah tidak sabar untuk mempraktekan langsung bahasa Arabnya kepada orang Arab asli di sana.


Dengan menggunakan pesawat terbang, mereka pun sampai juga di Arab. Humaidi dan sahabatnya takjub melihat banyaknya orang berpakaian ala syekh di sana. Orang orang yang berllau lalang semuanya berbahasa Arab dan Inggris membuat dua santri ini semakin bersemangat.
“Wah. Wah. Sepertinya semua orang di sini ulama semua ya, Ful” ujar Humaidi tercengeng.
“Iya, iya. Orangnya tinggi – tinggi semua, brewokan dan putih putih, mirip habib habib di kampung” ujar Iful tak kalah takjub
Namun baru saja sejam di Bandara menunggu jemputan, dua santri ini sudah dibuat bingung.
“Hmm, kau lihat itu!” ujar Iful sambil menunjuk sebuah konter makanan
“Ada Apa??”
“di konter itu dijual makanan bernama “A’isyu Karim”. Itu kan artinya hidup mulia. Masak makanan dinamai begitu?” ujar Iful
Humaiid menoleh dan melihat tulisan itu.
“Iya yah. Aneh ya? Dari bentuknya sih itu es tong – tong, tapi kok mereka begituu?” ujar Humaiid juga bingung.
“wah wah, bahaya ini, bahay! Ternyata benar omongan orang selama ini bahwa dunia termasuk jazirah Arabsudah dikuasai kapitalisme sampai sampai es tong tong yang bisa membuat demamm di beri merek begitu” ujar Iful.
“Artiya Kapitalisme itu mengajarkan bahwa dengan belanja orang akan hidup mulia, hmm, sungguh penyesatan yang nyata, kapitalisme merusak umat dengan segala cara” Ujar Humaidi prihatin.
Ustadz Makmun yang sedari tadi mendengarkan sambil memebaca Koran hanya senyum senyum saja. Tulisan yang dibaca dua santrinya itu tak lain adalah Ice cream (es krim) yang di tulis dengan aksara arab.
Saat perjalanan menuju penginapan kembali Humaidi dan Saeful gusar. Mereka dengan jelasa membaca palang rambu lalau luntas bertuliskan “mamnu’u dakhul”. Awalnya mereka merasa salah lihat, tapi ternyata mereka menemukan lagi plang ituu, kata “dakhul” dalam kitab kuning artinya adalah senggama.
“Gila orang Arab itu, hmm. Masak larangan bersenggama di jalanan. Mana ada orang bersenggama di jalanan. Adanya juga kan di kamar atau kasur.” Ujar Iful lagi.
“iya, gila seklai Ful, tapi jangan jangan di Arab lagi banyak kejadian seperti itu yaah?? Makanya ada larangan seperti itu. Duh ternyata buaday Arab sudah kebarat baratan sekarang, sudah rusak.” Ujar Humaidi sedih.
Ustadz Makmun yang agak mengantuk bergoyang goyang perutnya menahan geli, melihat tingkah dua santrinya. “Mamnu’u dkhul” ternyata adalah tanda yang menujukkan jalanan satu arah, hingga kendaraan yang berlainan arah tak boleh masuk.
Kegilaan orang Arab semakin menjadi jadi di mata dua santri lugu ini ketika keesoka harinya mereka berjalan jalan menggunakan bis keliling kota. Mereka membaca tulisan di dinding bis”Mamnu’u Injal rokib fi toriq” dengan Ilmu bahasa Arab yang mereka kuasai mereka mengartikan dengan tak percaya kalimat itu.
“Dilaranag Ejakulasi Bagi setiap Penumpang di Jalan” ujar mereka saling berpandangan
“Makin gila Ful. Makin gila ini” Ujar Humaiidi.
“Iya Naudzubillah…” Ujar Iful
“Sudah rusak Ful. Orang Arab sudah rusak. Sepertinya jika dulu tanah Arab adalah sumber para pendakwah, sekarag sepertinya tanah Arab menjadi daerah yang sangat memerlukan dakwah Islam” ujar Humaidi lagi.
Kembali Ustadz Makmun yang mendengarkan percakapan itu badannya berguncangan, menahan ketawa. Kata “Injal” yang dipelajari di pesantren lewat Kitab Kuning memang “ejakulasi”. Namun ternyata dalam kalimat tersebut berbeda. Tulisan itu maknanya tak lain adala larangan bagi peumpang agar tidak mengeluarkan anggota badannya selama perjalanan.
“Itulah kalau belajara Kitab Kuning hanya memperhatikan bagian bagian yang hot-hot saja.” Ujar Ustadz Makmun dalam hati sambil berusaha menahan geli.
Hhhuuaaaah Sekian Kisah dua Sahabat ini. Semoga dapat di ambil palajaran, jangan pelajrai yang hot hot saja, hahahahahaa

(sumber : www.stillmuslim05.com )
Page 5 of 5: Awal Sebelumnya 2 3 4  5