Tuesday, 4 December 2018

Main gadget gak buruk asal gak berlebihan :D


Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatu...

Semangat malam semua, sudah lama rasanya tidak pernah posting di blog ini lagi mungkin karena perkembangan sosial media yang begitu bervariasi dan lebih canggih sehingga pembacapun beralih membaca ke sosmed karena lebih mudah dan lebih cepat ketimbang harus mencari di google terlebih dahulu kemudian membuka blog tersebut terasa lbih ribet di banding buka facebook atau instagram langsung ketemu artikel artikel yang siap baca apalagi sekarang yang jamannya sudah ke vlog dimana orang orang lebih tertarik untuk mendengar dan menonton ketimbang membaca, entahlah firasat burukku ntah apa jadinya nanti budaya membaca setelah 10 tahun kedepan semoga semakin banyak orang tua yang sadar bahwa membaca lebih baik di banding bermain gadget seperti apa yang saya alami ketagihan gadget.
Hasil gambar untuk kecanduan gadget 

Terkahir kali sering baca buku pada tahun 2013 saat itu masih status sebagai mahasiswa karena berteman sama orang yang kebetulan suka baca buku jadi ketularan juga ada banyak buku yang saya baca tp skrg sdah gk pernah lagi jadi sdah sekitar lima tahunan gak pernah baca buku, sebenarnya membaca sering tp lewat gadget bukan berbentuk buku, kangen rasanya pengen baca buku tp pas ketemu buku ya kok mau di buka aja malas rasanya apalagi di sebelah ada gadget yang notif gamenya minta di mainkan :[.

Hasil gambar untuk pubg

Sekarang mainnya fokus rank, fokus sama misi yang harus di selesaikan dalam permainan, yang kalau di hitung hitung menyelasaikannya tidak menghabiskan waktu yang sbentar bahkan sampai berbulan bulan dan tahunan dan apa hasilnya buat kehidupan nyata tak lain tak bukan hanya kesenangan belaka,yang ada kerugian berapa banyak duit yang yang saya habiskan untuk membeli diamond mobile legend hanya untuk sekedar membeli skin hero, berapa banyak duit yang saya habiskan membli UC hanya untuk membeli misi elit dan tambahan gerakan gerakan alay sejuta dua juta mungkin lebih. tp satu hal bermain gadget lebih baik daripd bermain dengan barang barang haram seperti narkoba dan minuman keras, kalau mungkin orang kaya menghabiskan duit mereka untuk berjalan jalan keliling dunia demi kpuasan di tambah ilmu pengetahuan dan melihat betapa indahnya cipataan Allah, kalau bagi saya orang biasa mungkin bermain game adalah hal wajar yang saya lakukan ketika setelah pulang bekerja atau saat libur tp gak punya duit untuk kemana mana meskipun bersantai di sudut kota dengan pemandangan laut tp tetap di tangan menggenggam gadget mungkin karena masih kota yang sama adalah hal yang biasa. #pengenliburan

Jadi intinya apa saya juga gak tau hahha
yang jelas bermain gadget itu tdk mengganggu asalkan tidak berlebihan
contohnya mengganggu pekerjaan, atau sampai tidak belajar karena bermain game. dimana kita tau zaman skrg lapangan pekerjaan semakin sulit kalau sampai pekerjaan kita terganggu maka akan sangat di sayangkan, atau yang punya cita cita tinggi dokter contohnya mungkin harus menjauhnkan gadget dari dekatnya kecuali gadget tersebut juga di jadikan alat untuk belajar bukan hanya untuk bermain game, kecuali mungkin cita cita menjadi atlit esport monggo di lanjutkan. karena setiap orang punya kelebihan masing masing.

Ngomongnya sdah terlalu panjang tanpa arah tujuan yang jelas mungkin sampai sini dlu postingan kali ini,
kedepannya postingannya tidak sekacau ini amiiin atau mungkin bisa lebih kacau hahaha...

buat yang baca thanks...
salam kenal.....







Friday, 1 May 2015

Perkampungan Terapung Bontang: Dari Laut Kami Makan, Di Laut Kami Hidup


Di mana tempat memberi hidup di situlah tempat paling cocok untuk ditinggali, bahkan di tengah laut sekalipun. Berangkat dengan tekad mencari nafkah, lebih dari dua puluh tahun lalu Pak Ido bersama ke empat temannya mengarungi Selat Makassar dan memutuskan tinggal di tengah Laut Bontang. “Kami tinggal di sini merantau mencari hidup, awalnya yang tinggal di sini hanya berempat saja,” kisah lelaki paruh baya asal Mamuju, Sulawesi Barat.

Berbekal papan dari kayu bakau, Pak Ido dan rekannya membangun rumah beratapkan rumbia. “Setelah ada uang sedikit-sedikit, barulah kami bisa membeli atap seng,” terang Ketua RT yang kini disebut Tihi-tihi. Kini, Tihi-tihi memiliki penduduk yang cukup banyak, yaitu sekitar 48 KK dengan 30 rumah kayu. “Penduduk di sini semakin banyak, selain keluarga juga masih banyak pendatang yang ikut tinggal di sini, tapi semuanya berasal dari Mamuju dan Bugis,” tambahnya.

Meski jarak Tihi-tihi dengan Pesisir Bontang tidak terlalu jauh, namun penduduk Tihi-tihi tidak berminat untuk tinggal di daratan. “Di daratan kami tidak punya kerjaan, karena matapencaharian dari laut. Karena laut yang memberi kami hidup, maka kami lebih suka tinggal di laut,” kata Pak Ashar yang juga salah satu pendiri perkampungan ini. “Di darat kami tidak punya tempat. Jangankan rumah, tanah sedikit saja harus beli.”

 Walau Laut Bontang termasuk tenang dan tidak berombak tinggi, namun penduduk yang bermukim di tengah laut tetap tak luput dari bahaya terjangan angin kencang. Kerusakan yang terjadi tentu tak bisa dielak, seperti rusaknya ata-atap rumah yang terhempas angin. “Dulu sempat 20 rumah rusak diterjang angin, tak hanya atap rumbia tapi atap seng pun tetap terlempar,” papar Pak Ido yang rumahnya tetap asli seperti 20 tahun lalu dan beratap rumbia.

Layaknya sebuah perkampungan di darat, perkampungan terapung ini telah memiliki fasilitas umum yang cukup lengkap, seperti jembatan yang terbuat dari kayu Ulin, sekolah dan juga masjid. Penampungan air tawar pun telah disediakan, umumnya berkat bantuan berbagai perusahaan maupun Pemerintah Kota Bontang. “Untuk air tawar, kami beli dari darat lalu ditampung bak besar. Masyarakat kalau mau pakai harus beli lagi perjerigen,” ungkap Pak Ido.

Menurut keduanya, awalnya seluruh penduduk Tihi-tihi mengandalkan hidup dari menangkap ikan. Tapi sekarang ikan sulit didapat, sehingga mereka beralih ke budidaya rumput laut. “Mencari ikan untuk makan sehari-hari saja,” tukas Pak Ashar dan Pak Ido yang mengharapkan bantuan penambahan tempat penjemuran rumput laut. “Kalau sedang panen, semua jembatan dan halaman rumah penuh dengan rumput laut sehingga sering terinjak-injak,” jelas keduanya.

Tihi-tihi hanyalah salah satu perkampungan terapung di Laut Bontang, perkampungan serupa kini mulai banyak ditemui dan letaknya menyebar tak jauh dari Pesisir Bontang, seperti Selamba, Melahi, dan Selangan. Dibanding Tihi-tihi, Selangan telah lebih dulu ada. “Selangan sudah ada sebelum Tihi-tihi, sudah ada sejak orang-orang tua yang sekarang sudah meninggal semua,” tutur Pak Refni yang termasuk pendatang di perkampungan ini.  

Yang berbeda dari Tihi-tihi, jumlah penduduk Selangan lebih sedikit dan berasal dari berbagai suku, meski sebagian besarnya berasal dari Suku Bajau. Selain nelayan dan budidaya rumput laut, penduduk Selangan lebih menggantungkan diri dari hasil Keramba Ikan Kerapu dan Baronang. “Hasil menangkap ikan dan rumput laut sangat kecil, jadi banyak yang beralih usaha,” lanjut Pak Refni yang mengaku cukup sering menerima tamu dari Bontang yang ingin menyantap ikan bakar.

Selangan memang telah ditetapkan sebagai lokasi Wisata Keramba, tak heran bila perkampungan terapung ini banyak menerima tamu yang datang berkunjung dan memesan ikan bakar. “Tak hanya ikan yang dari keramba, ikan dari laut pun akan kami carikan. Tapi harus beberapa hari sebelumnya, karena sekarang mencari ikan tidak gampang,” ucap pria 30-an tahun yang tetap bertahan tinggal di Selangan karena tidak kuat membeli tanah, “Lokasi di Bontang Kuala saja sekarang sudah mahal,” pungkasnya.
post by http://rahmimenulis.blogspot.com/2013/03/perkampungan-terapung-bontang-dari-laut.html

Taman Cibodas, Bontang


6092011
Selama ini saya hanya supir serep, yaitu hanya terpakai jika supir utama tidak di tempat. Berhubung si ayah banyak yg harus diurus, jadi daripada duo krucil bengong dihotel maka mau tak mau kemampuan mengemudi supir serep yg sangat meragukan terpaksa dipakai. Maklum selama ini hanya andal dan teruji dilingkungan komplek perumahan aja hehe.
Untungnya lalu lintas didalam komplek pabrik lumayan lengang dijam-jam kerja. Sehingga dengan terus berkata dalam hati, nyetir hanyalah masalah percaya diri, untuk meyakinkan diri sendiri, saya pun mengajak duo krucil ke taman bermain di daerah PC PKT. Namanya Taman Cibodas.
Setelah mewanti-wanti duo krucil agar anteng selama diperjalanan disertai lutut yg lemes gemetaran, akhirnya sampe juga di Taman Cibodas. Taman ini penuh dengan permainan anak, ada terowongan, jembatan gantung, ayunan, sliding/ perosotan, labirin, dsb. Ada patung dinosaurus besar jenis T-Rex yg kalo di film sering digambarkan kejam & ganas. Ada juga pesawat serta kapal kecil. Pokoknya khas taman bermain anak, walau katanya sih disini juga tempat camping atau dengan kata lain bumi perkemahannya Bontang.
Yang pasti sih duo krucil betah banget main disini walau nyamuknya lumayan agresive dan nakal bin mucil. Saat kami datang sih, yg pertama terlihat sampah dimana-mana. Menurut hasil pengamatan saya akan jenis sampahnya sih, kayaknya saat libur lebaran kemarin mungkin tempat ini jadi tujuan wisata keluarga di Bontang & sekitarnya. Saat itu dua truk sampah terlihat sedang membenahi sampah-sampah yang ada.
Untuk duo krucil sih, ini merupakan tujuan utama wisata ke Bontang, bermain di Taman…sehingga ketika diajak pulang, yang satu menangis sementara yang lain ngomel…”katanya boleh main sepuasnya”…duile masih belum puas ya sudah main 1 jam hehe.
pot by https://advanture.wordpress.com/2011/09/06/taman-cibodas/

Danau PC-VI PKT Bontang


Danau PC-VI PKT Bontang
Lagi main ke kota Bontang terus bingung mau ngapain aja? Sama. Saya juga bingung. Haha. Jadinya saya coba deh keliling-keliling ke berbagai tempat buat jalan-jalan. Kali ini saya ngebahas Danau PC-VI PKT di kompleks perumahan PC-VI Pupuk Kaltim. Area yang sejuk dan asri membuat saya yang sudah bertahun-tahun merantau di Surabaya jadi kangen dengan tempat ini.

Danau PC-VI PKT Bontang
Suasananya sepi jadi pas lah buat merenung (halah). Selain danau ada juga rumah panggung yang biasa digunakan untuk kumpul-kumpul atau acara makan-makan. Bahkan beberapa yang lalu rumah panggung ini sempat masuk TV karena dipakai untuk acara Makan Besar di Trans7. Jarang-jarang nih kota ini masuk TV. Haha.

Danau PC-VI PKT Bontang
Lalu yang punya anak kecil bisa tuh ajak anaknya main-main ke tempat ini karena ada taman bermainnya juga. Jadi buat teman-teman yang udah nikah dan punya anak tapi pingin pacaran lagi (sama istri/suaminya loh) bisa tuh kesini. Tar orang tuanya jalan-jalan berduaan keliling danau, anaknya bisa di tinggal sendirian di taman bermain. Muhahaha.Tapi ingat ya kalau ke tempat ini jangan ngelakuin yang aneh-aneh (aneh-aneh apa hayo??)). Karena tempatnya yang sepi terutama di hari-hari kerja biasanya para remaja yang memiliki hasrat bergelora sepenuh jiwa memanfaatkan tempat sepi ini untuk aneh-aneh. Lalu? Bersiap-siaplah digrebek SATPAM KOMPLEKS. Jadi berhati-hatilah buat yang suka aneh-aneh di tempat sepi. Buahaha.
Danau PC-VI PKT Bontang
Kalau ingin berkunjung ke tempat ini datang aja ke jalan Catelya / Dahlia Kompleks Perumahan PC-VI PKT Bontang. Lokasinya tepat di pinggir jalan kok.

post by jalansambiljajan.blogspot.com

Selangan - Kampung Ujung Laut dan Terapung Bontang

Salah satu Wisata Bontang yang terkenal adalah Selangan - Kampung Ujung Laut dan Terapung, yang merupakan salah satu desa yang terletak di selatan Kota Taman, tepatnya di tengah-tengah laut selat makasar. Selangan dikenal sebagai desa wisata keramba dan pembudidaya rumput laut

Anda tertarik untuk kunjungi Wisata Bontang ini? Anda bisa ke selangan melalui pelabuhan tanjung laut maupun pelabuhan tanjung limau.


Kota Bontang yang kini dipadati oleh pendatang terutama Suku Bajau dari Sulawesi memutuskan untuk menetap di lautan dangkal Bontang. Sumber pencaharian utama mereka ada di laut, sebagian besar masyarakatnya menggantungkan diri tak hanya dengan mencari ikan, tapi juga dengan melakukan budidaya rumput laut.

Selangan - Kampung Terapung di Kota Bontang by http://rahmimenulis.blogspot.com